Tampilkan postingan dengan label Kristologi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kristologi. Tampilkan semua postingan

Selasa, 25 Maret 2008

Latar Belakang Paskah dan Tradisinya


Pendahuluan

Diantara hari-hari besar Kristen, Paskah memegang makna khusus, sebab paskah mencatat peristiwa-peristiwa penyaliban dan penebusan dosa, kepercayaan dasar dari ajaran Kristen. Kaum Kristen percaya bahwa Yesus bangkit lagi dari kematian selama tiga hari tiga malam sesudah beliau disalibkan. Paskah dirayakan pada hari Minggu pagi setiap musim semi. Mereka percaya bangun pagi -pagi sekali pada hari itu, melihat matahari terbit dan sebagian lagi karena empat puluh hari mereka menahan diri dari kesenangan dan makan yang disebut Lent akan berakhir, akan bergembira dan ambil bagian dalam kegiatan agama. Mungkin tampak aneh, perayaan hari yang dianggap religius ini terdapat kelinci coklat, telur-telur yang diwarnai, permainan membidik dan menggulingkan telor. Sarjana-sarjan Kristen yang berpikiran bebas dalam kebingungan telah sering mempersoalkan semua kegiatan tak lazim itu. Mengapa harus kelinci? Kelinci tidak bertelur, dan mengapa harus telur, mengapa bukan jeruk atau bawang dsb, sebab itu juga berguling (bulat)? Paskah dan pesta-pesta yang berkaitan dengannya, dalam masa dalil dan penerangn ini, memerlukan sesuatu penjelasan dan uraian yang teratur mengenai tradisi keagamaan ini. Pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab adalah sederhana dan juga bermacam-macam, seperti apakah Paskah itu? Kapan Paskah ditetapkan dalam sejarah? Adakah kesaksiasn kitab suci untuk merayakan upacara keagamaan ini? Mengapa selalu dirayakan pada hari minggu? Mengapa bukan suatu hari lain dalam sepekan dan bagaimana kelinci kecil dimasukkan dalam Paskah? Apakah itu merupakan kenyataan sains atau suatu dongeng yang berhubungan dengan mitos? Kaum Kristen percaya bahwa hari Minggu merupakan hari ketika Kristus bangkit dari kematian dan bahwa kebangkitan beliau ini sangat beralasan untuk merayakan Paskah. Tetapi untuk menambah lebih lanjut perkiraan ini kitab suci tidak menyokong kepercayaan bahwa kebangkitan Kristus terjadi di hari minggu.


Upacara Paskah dan Asal Muasalnya
Upacara Paskah dimulai dengan Lent (Musim semi dalam bahasa Belanda disebut LENTE, mungkin berasal dari kata “Lent” ini, dalam bahasa Inggris disebut Spring) Asal dan makna Lent ini sendiri diselimuti kekaburan. Menurut The Catholic Encyclopedic Dictionary: “Asal mula musim Lent tidak jelas, lamanya bervariasi dalam masa-masa yang berbeda, tetapi prinsip puasa empat puluh hari (Latin: Quadragesima; Italia: Quaresima; Perancis Careme) telah diakui sejak abad keempat”.

Hoeh dalam Plain Truth 1983 menyatakan: ”Lent diamalkan 2000 tahun sebelum Kristus dilahirkan. Sumber perkataan Lent adalah sebuah kata inggris Kuno Leneten bermakna “musim semi” dari tahun itu sebab Lent pada mulanya dirayakan dengan kedatangn musim semi. Hari-hari ini bertukar dari musim dingin. Alkitab (Bible) berdiam diri mengenai Lent. Ia tidak berasal dari kristus. Tak seorangpun dari rasul-rasul merayakan nya bahkan paulus dan Petrus juga tidak”.
Kira-kira serataus tahun sesudah kematian rasul terakhir dari dua belas rasul, kita dapati sebutan Lent dan paskah dalam satu surat yang ditulis oeh Irenaeus, Bishop dari Gaul (nama lama dari perancis di masa penjajahan Roma) kepda Bishop Roma yang menyebutkan persengketaan dalam kata-kata ini: “Karena persengketaan tidak hanya mengenai hari (Paskah) tetapi juga mengenai masalah puasa, karena sebagian orang berpikir bahwa mereka harus berpuasa satu hari, yang lain dua hari namun yang lain lebih dari itu, sebagian lain empat puluh hari”.

“Tak ada ketentuan atau ketetapan mengenai Paskah dan Lent dimasa itu Yesus dan para rasul tidak mengajukan pertanyaan ini sebab tak seorangpun mengamalkannya dan generasi-generasi mendatang berada dalam kegelapan dan tanpa bimbingan untuk merancang menurut pikiran mereka sendiri., meskipun ibadat kebiasaan ini telah dimulai lama sebelum kelahiran Yesus. Dan keanekaragaman ibadat ini”, lanjut Irenaeus, ”tidak bermula dimasa kita tetapi lama nenek moyang kita. Sepertinya mereka tidak berpegagn teguh pada ketepatan, mereka membentuk adat bagi anak cucu mereka menurut khayalan pribadi” (Eusebius” Church History, Bool 5, Chap:24)

Hal itu dengn jelas menunjukkan bahwa Lent bukan diperintahkan oleh Tuhan, tetapi bahkan datang memasuki Gereja melalui adat istiadat dan kahayalan pribadi. Juga nampak bahwa kaum Kristen mengadopsi adat istiadat ini dari kaum asing tetangga mereka. Pada poin ini timbul pertanyaan, “Kapan kaum (Gereja) Kristen mengambil perayaan Lent dan Paskah? Jawaban disediakan oleh Cassion, seorang wali gereja katolik abad ke -lima. Dia menulis: “selama penyempurnaan kaum primitif Gereja tetap tak dapat diganggu gugat tak ada ibadah Lent, tetapi ketika orang mulai menyimpang dari semangat ibadat kerasulan, maka para pendeta pada umumnya setuju untuk mengingatkan mereka dari pengruh sekuler dengan menetapkan peraturan puasa” (Antiquities of the Christian Church; Bool 21, cahapter 1). Masa cassion lebih dekat daripada masa penulis-penulis sekarang. Dia tidak meninggalkan keraguan bahwa (paskah) diputuskan dan ditentukan oleh para pendeta sesudah masa rasul-rsul dan gereja permulaan. Ini tidak berdasarkan suatu akidah agama atau amalan Yesus atau para rasul, bahkan hal itu didorong secara politik untuk menjamin orang-orang yang masuk Kristen dari kalangan gentile (Non-Israel). The Catholic Encyclopedia mencatat: “Dalam beberapa kasus tertantu dari festival Letter of St Athanasius bahwa tahun 331M dia menggabungkan dalam jemaatnya masa puasa empat puluh hari sebagai pandahuluan minggu suci. Dan kedua bahwa tahun 339M sesudah melakukan perjalanan ke Roma dan sebagian besar kawasan Eropa dia menulis dalam istilah-istilah terkuat untuk mendorong ibadat Lent ini atas orang-rang yang ada dibawah wewenangnya.

Dewa Matahari, Dewi Perawan dan Lambang Domba
Nama Paskah (Easter) mungkin berasal dari Eastre, Dewi musim semi bangsa Teutonic atau berasal dari festival musim semi bangsa Teotonic yang disebut Eastur (The World Book Encycl, Vol VI, pg. 25). Rev. Alexander Hislop dalam melacak persembahan Dewi ibu dan Anak Tuhan menulis pada halaman 20 dan 21 dari bukunya The Two Babylons: “Asal mula ibu itu disembah secara luas ada alasan mempercayai dalam Semiramis yang disembah oleh bangsa babilonia dan bangsa-bangsa timur lainnya dengan nama Rhea, Tuhan Ibu Yang Agung. Pesta-pesta tertentu dirayakan sehubungan dengan putera tunggal Tuhan dari ibu Perawam.-pedta Astarte atau Ishtar, Ratu Langit atau Dewi Perawan musim semi dan kemakmuran, dilakukan pada hari Minggu pertama sesudah bulan pertama menyusul “Spring Equinox-Vernal Equinox berlangsung diwaktu itu ketika matahari berada dalam revolusi eliptiknya. Sebab ia melintasi khatulistiwa, membentuk bentuk salib dari rasi bintang Ariesa atau “Domba” hal ini dianggap sebagai mengenang Dewa Matahari, Dewi Perawan berhasil menyelamatkan anak tunggalnya yang telah mengorbankan dirinya kepada kuasa-kuasa kegelapan untuk menyelamatkan manusia dan mengirimnya ke langit untuk menjaga mereka yang percaya kepadanya. Sebab itu ia menjadi “Aries” atau “Domba langit”. Peristiwa ini dirayakan dengan kue-kue salib panas, kue bulat mewakili matahari dan salib diatasnya sebagai tanda magis yang dibuat matahari yang telah menyelamatkan sang juru selamat dari kurungan kuasa-kuasa kegelapan.

Nama untuk paskah dalam beberapa bahasa berasal dari bahasa Ibrani: “Pesah”. Orang Spanyol menyebutnya “Pacua”. Orang Italia menyebutnya “paqua” dan orang perancis menyebutnya “Pasques”. Banyak adat istiadat sehubungan dengan musim paskah berasal dari festival -festival musim semi kaum Pagan. Yang lain berasl dari peraayaan “Passover” (The World Book Encycl. Vol VI, pg. 26).

“Kemengan Dewa Matahari secara alami dilukiskan untuk pengaruh Aries (Domba Langit). Domba lalu menjadi lamabang kebangkitan juru selamat dan kelolosan dari dunia bawah ketinggian langit“ (Pagan and Christian Creed, pg.39). Dalam “Golden Bough” pg. 348-356 Frazer menulis tentang kelahiran perawan anak Tuhan bangsa Phrygian yang menumpahkan darah untuk mati tergantung disalibkan pada sebuah pohon cemara. Darahnya memperbarui kesuburan bumi dan dengan demikian membawa kehidupan baru untuk manusia. Dia juga bangkit dari kematian. Frazer mengatakan: “Pada perayaan kematian dan kebangkitannya patungnya diikat pada potongan kayu cemara berbentuk salib pada tanggal 24 Maret dan hari itu disebut “Hari berdarah” sejak hari itu Sang Dewa ditumpahkan darahnya untuk mati. Patung itu kemudian diletakkan dalam kuburan, ketika orang-orang yang ada disana sedang meraung dan meratap. Tetapi tibanya malam mengubah kedukaan menadi kesukaan. Kuburan didapati kosong pada pagi berikutnya yakni 25 Maret, ketika festival kebangkitan dirayakan. Upacara-upcara ini termasuk pembaptisan dengan darah dan dan hidangan sakramental (pengorbanan).

Hiasan-hiasan dan lukisan Paskah seringkali memasukkan seekor domba sebagai simbol Yesus. The World encyclopedia mengemukakan penafsiran lain bahwa simbol ini diadopsi oleh gereja Kristen dari kaum Yahudi dengan dasar yang salah dan dengan catatan “Simbol domba berasal dari The Jewish Pasah (Hari besar Paskah)”. Kaum Yahudi mengorbankan seekor domba yang disebut domba Paschal, selama upacara tradidiona Passover mereka di kuil Yerusalem. Kaum Kristen permulaan menafsirkan pengorbanan domba Paschal sebagai ramalan pengorbanan Kristus di kayu salib. Sungguh suatu penafsiran yang tidak masuk akal, jauh dari kenyataan”.

Telur Paskah

Telur-telur mewakili kehidupan baru kembali ke alam ini menjelang waktu Paskah. Kebiasaan tukar menukar telur bermula di masa kuno. Bangsa Mesir dan Persia kuno seringkali mencelup telur-telur dengan warna-warni musim semi dan memberikannya kepada kawan-kawan mereka sebagai hadiah. Bangsa Persia percaya bahwa bumi ini telah menetas dari sebuah telur raksasa. Hal itu alami untuk upacara dan dogma-dogma semacam itu menemukan tempat alami mereka diantara dogma-dogma trinitas dan kebangkitan secara jasmani. Kaum Kristen Mesopotania yang mula-mula menggunakan telur-telur yang diwarnai untuk paskah.

Kisah dibailk Kelinci Paskah bahkan lebih tak masuk akal dan bertentangan dengan alasan dan dalil untuk pengadopsian oleh suatu agama yang mendakwakan didirikan oleh Tuhan Yang Maha Bijaksana dan sumber segala kebijaksanaan. Anak-anak dijadikan untuk pecaya bahwa sesekor kelinci Paskah membawakan telur paskah bagian mereka dan upacara buatan manusia ini dimainkan di Washington di halaman Gedung Putih setiap tahun oleh orang dewasa dan yang dianggap orang-orang dewasa yang bercakap jujur dihadapan Media-media pemberitaan.

The World Book Encyclop. Mengatakan: “Kepercayaan ini mungkin berasal dari Jerman. Sebuah legenda mengatakan bahwa seorang wanita maskin mencelup telur selama masa kelaparan dan menyembunyikannya di sebuah sarang sebagai hadiah Paskah untuk anak-anaknya. Baru saja anak-anaknya menemukan sarang itu seekor kelonci besar melarikannya. Cerita tersebar bahwa kelinci telah membawa telur-telur Paskah”.

Tidak Bersumber Dari Alkitab

Apakah di Yerusalem yang dinyatakan sebagai tempat kebangkitan Yesus bahwa Paskah mula-mula dirayakan? Tidak, bahwa di Roma Athanasius, Bishop Alexandria di Mesir dipengaruhi oleh adat istidat Romawi. Di Roma bukan hanya Paskah tetapi juga Lent memasuki Gereja, bukan rasul-rasul ataupun Alkitab (Bible) yang mengadakan adat istiadat ini. Socrates Scholasticus (Abad ke-4M) menulis di dalam Ecclesiastical History “Bukanlah rasul-rasul, maka bukan pula Injil yang telah menetapkan Paskah. Sebab dimana-mana orang menyukai festival-festival, sebab mereka membuatnya berhenti dari setiap pekerjaan setiap orang di tiap tempat, menurut kesenangannya sendiri dengan adat yang umum merayakan Paskah…juru selamat dan rasul-rasul tidak menetapkan hukum untuk melakukan pesta ini…seperti juga banyak adat istiadat telah tertanam di berbagai tempat menurut kepentingannya, demikian juga pesta Paskah menjadi amalan di tiap tempat menurut khayalan pribadi orang-orang yang seorang rasul pun menetapkan atas masalah ini. Dan bahwa amalan ini bukan berasal dari ketetapan tetapi sebagai satu adat istiadat, kenyataan yang mereka sendiri tujukan” (Accleiastical History, chap. 22)

Irenaeus mengakui dalam surat-suratnya yang terkenal bahwa Lent dan Paskah memasuki Gereja Kristen di Roma selama masa Bishop Xystus Roma dan nama Paskah (Easter) menunjukkn musim semi yang dipelihara untuk menandakan festival kebangkitan.

Membeda-beda Waktu Merayakan

sekitar pertenghan abad kedua pertikaian yang lama berlangsung antara gereja-Gereja Barat dan Timur tentang tanggal yang tepat bagi Gereja masa permulaan, suatu masalah yang mengenainya Bede menulis dua jilid. Gereja Timur mengakhiri puasa Lent dan memulai perayaan Paskah pada hari ke-14 bulan Yahudi, Nisan dengan begitu berhubungan dengan pesta perayaan exodus (keluaran) kaum Yahudi dari Mesir. Yang disebut Quarodecimans (Quartus decimus, keempat-belas) oleh Gereja Barat. Gereja Barat merayakan Paskah pada Minggu menyusul hari keempat belas bulan purnama dimana siang dan malam sama panjang (lama) nya. Gereja Antiok selanjutnya merayakan pada tanggal berbeda pada hari Minggu pertama sesudah hari keempat belas Nisan: “Pada tahap ini (dalam tahun kesepuluh pemerintahan Commodus yakni sekitar 189M, bahwa suatu persengketaan besar terjadi. Sebab seluruh Bishop Asia mengira bahwa menurut adat istiadat kuno mereka harus merayakan hari keempat-belas dari penanggalan bulan (ke-14 Nisan, hari Paskah bulan penuh) sebagai permulaan festival Paskah…Tetapi tak ada tempat lain di dunia ini yang melazimkan perayaaan dengan cara itu..maka Sinode dan konferensi para Bishop dilangsungkan, dipimpinm oleh Bishop Theophillus dari Caesarea dan Narcissus dari Yerusalem dan di Roma oleh Bishop Victor” (the History of the Church by Eusebius, Book 5, ; 23:1, pg.229-230).

Rekayasa Gereja/Ketetapan Paus

Pembahasan memanas dan dengan cara-cara tak menyenangkan Pasus Victor (189M) mengakhiri perselisihan Quartodeciman dengan mengeluarkan dari Jemaat untuk mereka yang tidak sejalan dengan adat istiadat Romawi. Konsili umum di Nicea tahun 325M memasuki penetapan akhir. Pada Konsili Keamanan di Nicea, bukan Paus Roma tetapi Konstantin dalam kapasitsnya sebagai Potifex Maximus mengeluarkan sejumlah peraturan untuk diamalkan oleh anggota-anggota Gereja. Aturan-aturan ini antara lain termasuk hari lahir Kristos atau Kristus ini harus diarayakan pada musim dingin di hari kelahiran Nimrod-Mithra dan menyebutnya”X-MAS”.

Dia juga memutuskan pada Dies Solis atau Hari Dewa Matahari tahun Paskah harus diadakan secara teratur, dan Tuhan alih-alih satu dan tunggal sebagaimana diajarkan oleh Yesus diubah menjadi “Tiga di dalam satu” menurut ajaran Nimrod seperti pada Mithraisme. Tanpa perlakuan ini tak ada kesesuaian dalam melaksanakan Paskah. Eusebius lebih lanjut meriwayatkan dalam the History of the Church Book 5, 14:1 yaitu: “Bishop-bishop Asia yang berkeras bahwa mereka harus mengamalkan adat istiadat yang diterima mereka di masa lalu diketuai oleh Polycrates, yang dalam suratnya dia menulis kepada Victor dan gereja Roma menyatakan dalam istilah-istilah berikut tentang tradisi yang dia telah terima kami untuk bagian kami menjaga hari itu dengan hati-hti, tanpa menambah atau mengurangi. Polycrates menyebutkan nama-nama berbagai Bapa Gereja dan martir-martir dan negeri-negeri bahwa semua ini menjadi hari keempat-belas bulan itu sebagai permulaan festival Paskah sesuai dengan Injil (Yohanes XII:1-2 menunjukkan bahwa penyaliban terjadi pada hari Paskah yag selalu pada hari ke-14 Nisan) bukan menyimpang, tetapi mengikuti aturan keimanan. Akhir dari semua saya juga, Polycrates, paling tidak nama semua, beramal menurut adat istiadat keluarga saya, beberapa anggota saya yang benar-benar telah ikuti; sebab tujuh orang dari mereka adalah bishop dan saya ke delapan, dan keluarga saya selalu menjaaga hari itu ketika orang-orang meninggalkannya. Maka saya, kawan-kawanku sesudah melewatkan masa 65 tahun dalam pelayanan Tuhan dan berhubungan dengan umat Kristen dari seluruh bagian dunia dan dengan hati-hati menelusuri kitab-kitab suci saya takut hukuman”.

Merujuk kepada bishop-bishop yang bersama-sama dan menulis dan sependapat dengannya, dia menulis: “Saya telah dapat menyebutkan Bishop yang bersama saya dan yang saya ajukan dalam menaggapi tunutan anda. Jika saya tulis nama-nama mereka, daftar akan menjadi sangat panjang…..mereka menyetujui surat saya”.

Atas hal itu Victor, kepala Gereja Roma mencoba satu gebrakan untuk memisahkan dari Jemaat selurh Asia Dioceses, bersama dengan gereja-gereja sekitarnya sebagai yang telah menyimpang. Dia mengutuk mereka dalam surat-surat yang di dalamnya dia mengumumkan pengeluaran total dari Jemaat Kristen yang diikuti disana. Tetapi ini tidak menyangkut semua bishop. Kita masih mendapati kata-kata mereka, yang sangat tidak menyetujui Victor, yang dari antara mereka adalah Irenaeus, yang menulis sebagian orang Kristen itu untuk mereka dia bertanggung jawab di Gaul:
“Pertentangan tidak hanya mengenai hari tetapi juga mengenai bentuk pesta yang sebenarnya…tetapi variasi-variasi pelaksanaan tidak berasal dari masa kita, tetapi sudah lama sekali di masa para leluhur kita yang menampaknya tak jelas ketepatannya….dalam kesederhanaan mereka menjaga satu amalan yang mereka tetapkan untuk masa mendatang.

Lent, walau itu dirayakan selama berbagai masa yang panjang, satu atau dua hari atau beberapa minggu secara tradisional selalu disebut perayaan empat puluh hari menurut asalnya dilacak pada Babilonia kuno 4000 tahun yang lampau” (Ninevah and Babylon by Layard ch. 4, pg.93)

tidak sampai abad ke-8M bahwa akhirnya bilangan 40 ditetapkan di seluruh Gereja dari Irlandia sampai Asia Kecil. Bede memberi kita dengan kenyataan pertentangan ini dan dengan cara ilmiah yang didalamnya diseluruh pertentangan diakhiri. Dia menyatakan bahwa rumah tangga kerajaan setempat di Northmbria terbagi. Ratu mengikuti adat Romawi. Raja masih menggunakan cara-cara Celtic. Hasilnya dia menjelaskan : “Ketika raja menjelaskan : ‘Ketika raja mengakhiri Lent dan memulai Paskah, ratu dan para anggota rumah tangganya masih berpuasa”.

Cukup untuk menghancurkan keluarga karena Paskah. Masalah terpecahkan ketika mengadakan pertemuan di Whitby tahun 664M antara kedua pihak. Secara aneh mereka berdua setuju untuk menerima keputusan raja, dan dia memutuskan untuk (memilih cara) Roma atau (cara) isterinya (Bede: A History of the English Church and People). Hingga abad ke-12 setiap hari dalam Eastern Octave (delapan hari sesudah puasa) merupakan hari besar yang diwajibkan. Kini bagaimana pun dalam beradab-abad kemudian, bahkan Paskah hari Senin dan selasa telah dihapuskan sebagai hari-hari wajib.

Warisan Dari Kebudayaan Kafir Musyrik

Frazer dalam bukunya yang terkenal “The Golden Bough” telah membandingkan persamaan-persamaan diantara upacara-upacara Dewi Adonis kaum penyembah berhala dan Paskah. Dia menulis: “Seluruh adat…kuburan seperti piring-piring pembenih biji…mungkin bukan apa-apa kecuali suatu kelanjutan dengan nama berbeda, penyembah Adonis. Bukan pula Paskah ini saja merupakan adat istiadat bangsa Sicilia dan Callabrian yang menjurus ke upacara adonis…Bila kita renungkan betapa seringnya Gereja secara pandai. Kita mungkin menduga bahwa perayaan Paskah mengenai kematian dan kebangkitan Yesus dipindahkan serupa dari perayaan kematian dan kebangkitan Adonis” (Hal 400)

“Dibawah nama-nama Osiris, tammuz, Adonis dan Attis masyarakat Mesir dan Asia Barat setiap tahun mengemukakan kerusakan dan kebangkitan hidup, khususnya kehidupan tumbuh-tumbuhan yang mereka personifikasikan sebagai dewa yang setiap tahun mati dan bangkit kembali dari kematian. Penyembahan Adonis diamalkan oleh bangsa Semitik dari Babilonia dan Syria serta bangsa Yunani meminjamnya dari mereka sekitar abad ke-7 S.M. nama asli dewa itu adalah tammuz; sebutan Adon dalam bahasa Semitic. “Tuhan” merupakan gelar kehormatan oleh para penyembahnya yang ditujukan kepadanya. Tetapi bangsa Yunani melalui kesalahan-pahaman itu sebagai nama aslinya” (hal. 378)

Penutup
Ajaran Kristen dalam semangat pengijilannya berusaha untuk menarik sebanyak mungkin dari penganut-penganut agama lain bahkan mengkompromikan akidah-akidah dasarnya, meramu upacara-upacara penyembah berhala sebagai miliknya sendiri. Dengan demikian membuat ajaran Kristen lebih sesuai untuk diterima. Dalam proses ini ajaran Kristen secara luas meminjam dari bangsa-bangsa lain tak pandang itu kafir, penyembah berhala atau adat Yahudi. Tragedinya adalah bahwa hal itu dilakukan sebaik-baikya untuk mengabsahkan adat isdtiadat dan festival-festival pinjaman ini sebagai miliknya sendiri dan membuatnya sebagai bagian dari peribadatannya.

Penulis :Hussain M. Sayyid MD
Alih Bahasa:Muharrim Awallludin Thailand
Sumber: The Review of Religions, April 1988
berjudul “Background of Easter and Its Traditions” hal 17-25
Sumber: EBK No.8, tahun 5, Maaret 2002 dan EBK no.59, tahun V, April 2002.



Selengkapnya...

Jumat, 08 Februari 2008

BENARKAH NATAL 25 DESEMBER?

BENARKAH NATAL 25 DESEMBER?
Muhammad Ya’qub Suriadi

Nabi Isa as, atau kalau dalam pemahamaan kaum Kristen lebih sering di sebut Yesus, menurut pemahaman saya, yang saya ketahui dari sumber-sumber sejarah termasuk dari Al-Quran maupun dari Injil yang merupakan bagian dari Alkitab menggambarkan bahwa Beliau merupakan salah satu atau barangkali satu-satunya Nabi yang dalam perjalanan hidupnya banyak menuai kontroversi. Ya,.. khususnya 3 agama besar atau kalau beberapa agamawan menyebutnya agama samawi Ibrahimik yaitu Yahudi, Kristen dan Islam. Perdebatan itu tergambar dari sejak Yesus berada didalam kandungan Siti Maryam (Bunda Maryam), saat kelahiran Yesus, masa kenabian Beliau hingga seputar persoalan kewafatan Beliau. Ketika Yesus memproklamirkan diri menjadi nabi Allah, hampir seluruh kaum Yahudi menolaknya, sehingga mereka mengingkarinya dengan menyatakan bahwa Yesus nabi palsu.


Dalam pemahaman kaum Yahudi yang bersumber dari kitab Perjanjian Lama menyebutkan “Tetapi seorang nabi, yang terlalu berani untuk mengucapkan demi nama-Ku perkataan yang tidak Kuperintahkan untuk dikatakan olehnya, atau yang berkata demi nama allah lain, nabi itu harus mati”(Ulangan 18:20).
Oleh sebab itu tidaklah mengherankan jika kemudian kaum Yahudi dengan berbagai cara berusaha untuk menangkap dan membunuh Yesus, dimana yang salah satu usaha tersebut adalah dengan menyalibkan Yesus. Apalagi ketika kemudian Yesus diyakini wafat oleh kaum Kristen, pada saat Yesus disalib. Maka bertambah yakinlah kaum Yahudi bahwa Yesus benar-benar nabi palsu karena Perjanjian Lama menyebutkan “…sebab seorang yang digantung terkutuk oleh Allah; janganlah engkau menajiskan tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu menjadi milik pusakamu."(Ulangan 21:23). Menghadapi persoalan tersebut umat Kristen malah sebaliknya menyakini bahwa dengan kewafatan Yesus diatas salib membuktikan bahwa pengorbana yang dilakukan Yesus merupakan pengorbana yang suci yang tidak dapat atau sulit dilakukan oleh siapapun. Hal tersebut membuktikan bahwa Yesus benar-benar “anak Allah” dan “allah”. Setidaknya Paulus telah menulis dalam kitab Perjanjian Baru “Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis: "Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!(Galatia 3:13).
Mengomentari persoalan tersebut, umat Islam pada umumnya, berasumsi yang berbeda, bahwa Yesus atau Nabi Isa as tidak disalib apalagi sampai wafat pada waktu penyaliban, mereka meyakini nabi Isa as naik kelangit, meskipun pemahaman ini yang menurut saya belum seluruhnya benar. Saya seorang Ahmadi (pengikut Islam Ahmadiyah) memiliki sedikit penafsiran yang berbeda tentang hal tersebut. Dari beberapa sumber pokok agama, saya meyakini kalau nabi Isa as atau Yesus tidak wafat saat penyaliban dan Beliau juga tidak naik keatas langit. yang IsnyaaAllah akan saya sampaikan pada tulisan-tulisan saya berikutnya.
Dan adapun satu renungan yang ingin saya bagikan kepada pembaca pada tulisan saya kali ini adalah seputar masalah BENARKAH YESUS LAHIR PADA TANGGAL 25 DESEMBER? .Pada saat ujung-ujung jari saya menari diatas setiap huruf demi huruf mengikuti irama yang ada dalam alam berpikir saya, saya sadar bahwa pemahaman ini akan sedikit kontradiktif , bertabrakan atau sedikitnya menyinggung pemahaman orang pada umumnya khususnya saudara (i) dari Kristen. Namun saya yakin kok, kalau saudara saudara pembaca semua maklum nuansa diskusi, toh saya juga tidak “ngawur” dalam tulisan ini yang lebih mengedepankan ego pribadi sehingga hasilnya bermuatan subyektif. Ya tentunya saya akan berusaha selalu menampilkan dalil-dalil yang jelas baik dari AlQuran serta AlKitab. (kitab umat Kristen sendiri).Adapun fase masa kelahiran nabi Isa as atau Yesus secara singkat adalah:
I. Nabi Isa as atau Yesus lahir dari seorang dara yang bernama Siti Maryam atau Bunda Maria dari keluarga Imran. Adapun nama Imran merujuk kepada 2 pribadi
a. Amran atau Imran, yang merupakan ayah dari nabi Musa dan Harun leluhur Siti Maryam (Keluaran 6:18-20).atau juga
b. Imran, ayah dari Siti Maryam atau kakek dari Nabi Isa as/Yesus (AlQuran Surah Ali-Imran Ayat 35-37).
II. Siti Maryam atau Bunda Maria merupakan seorang yang sangat shaleha dan yang termasuk orang-orang yang menjaga kesucian. Hal ini didukung dari latar belakang keluarga Beliau yang selalu taat dalam beribadah kepada Allah, bahkan keluarga Siti Maryam termasuk dalam kelompok essenes (salah satu golongan dalam kaum Yahudi yang pengikutnya lebih menyibukan diri dalam beribadah kepada Allah ketimbang kelompok lainnya seperti Farisi dan Saduki yang kerap mencampurkan kepentingan agama dan politik) . Bahkan kesucian Siti Maryam pada saat itu membuat para orang tua mendambakan memiliki putra maupun putri seperti halnya Siti Maryam, termasuk Nabi Zakaria as yang selalu berdoa meskipun usia beliau sudah cukup tua sehingga tidak memungkinkan lagi untuk memiliki keturunan. Yang kemudian doa tersebut terkabul dengan diberikannya nabi Zakaria as seorang putra yang shaleh juga, yaitu nabi Yahya as atau Yohanes Pembabtis.
III. Ketika Siti Maryam dewasa, maka Allah memilih Maryam untuk menjadi ibu dari seorang Nabi yaitu nabi Isa as. Seperti tergambar dari ayat AlQuran (QS Ali Imran:45)
Atau juga diriwayatkan didalam Alkitab “…Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus”(Lukas 1:26-31).
IV. Ketika Siti Maryam Mengandung, masyarakat yang mengetahui hal tersebut banyak yang memandang miring terhadap status kehamilan Siti Maryam. Wajar saja karena Siti Maryam tengah mengandung sedangkan beliau belum memiliki suami. Layaknya penomena masa-masa belakangan ini, berita kehamilan beliau menjadi begitu menggemparkan sehingga melahirkan stigma negatif tentang Beliau. Hal tersebut juga yang melatarbelakangi mengapa kaum Yahudi sulit untuk menerima dan mengakui Nabi Isa as sebagai Nabi.
V. Maka Nabi Zakaria as selaku ketua dari kelompok Imam pada saat itu mencoba memberikan jalan keluar guna meluruskan stigma masyarakat yaitu dengan menikahkan Siti Maryam dengan Yusuf. Peristiwa perkawinan tersebut sebenarnya menggambarkan bahwa Siti Maryam telah mengandung Yesus terlebih dahulu sebelum menikah dengan Yusuf (Matius 1:18), sehingga memunculkan satu pertanyaan lagi bagi saya, dimana dalam Kitab Matius 1:1 yang menyebutkan bahwa Yesus adalah keturunan Daud as. “Inilah silsilah Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham (Matius 1:1)” sedangkan didalam Matius 1:2-16 dijelaskan tentang silsilah anak keturunan Daud yang berujung kepada Yusuf, dan Yusuf kita ketahui menikahi Maryam ketika Maryam telah mengandung. Jelas sekali bahwa Yesus bukan anak Yusuf seperti yang disebutkan Matius 1:1.
VI. Sejarah juga mencatat bahwa ketika Siti Maryam tengah mengandung, Yusuf dan Siti Maryam mengadakan perjalanan jauh dari Nazaret menuju Betlehem dimana pada saat itu kaisar Agustus mengeluarkan perintah agar mengadakan cacah jiwa (sensus)(Lukas 2:1-6). AlQuran mencatat didalam Surah Maryam ayat 22 :
“Maka Maryam mengandungnya lalu ia menyisihkan diri dengan kandunganya itu ketempat yang jauh”

VII. Pada saat di Betlehem, karena begitu banyaknya masyarakat yang hadir mengakibatkan Yusuf dan Siti Maryam tidak mendapatkan tempat untuk bermalam sehingga mereka memilih tempat lain (Lukas 2:6-7). Padahal pada saat itu Siti Maryam memasuki masa bersalin
VIII. Ada beberapa hal penting yang perlu di perhatikan pada masa menjelang kelahiran Nabi Isa as atau Yesus
 AlQuran mencatat bahwa menjelang masa bersalin tersebut, dikarenakan letih serta menahan rasa sakit Siti Maryam beristirahat dibawah pohon kurma yang buahnya tengah masak (matang). AlQuran surah Maryam ayat 25 : “Dan goyangkanlah pangkal pohon kurma itu kearahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu”

 Alkitab juga melukiskan gambaran suasana pada saat Yesus dilahirkan sebagai berikut :
 Lukas 2:8 :”Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam”.
 Matius 2:1-2:” Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman raja Herodes, datanglah orang-orang majus dari Timur ke Yerusalem
 2:2 dan bertanya-tanya: "Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia."
IX. Berdasarkan point VIII diatas sedikit memberikan gambaran bagi kita bahwa Yesus tidak terlahir pada saat musim dingin dan juga bukan bulan Desember. Karena :
 AlQuran menyebutkan pada saat menjelang kelahiran Yesus, pada saat itu Siti Maryam beritirahat dibawah sebatang pohon kurma yang tengah matang (masak), tentunya kita memahami bahwa sangatlah jarang atau bahkan diluar kebiasaan apa bila kurma-kurma yang ada di pohon telah atau matang di musim dingin. Bagi saya, secara sederhana dengan menimbang dari suasana iklim pada saat itu, tentunya saya akan lebih meyakini kalau “musim” kurma matang (atau kalau di kita sebut saja contohnya musim rambutan) itu lebih pantas atau mudah diterima akal kalau terjadi di musim panas.
 Alkitab juga mencatat bahwa pada saat Yesus dilahirkan, suasana disekitarnya digambarkan dengan adanya para penggembala yang menggembalakan ternaknya diluar kandang pada malam hari. Dari cerita yang di lukiskan oleh Alkitab, maka akan terbentuk sebuah gambaran dalam benak kita bahwa pada saat itu pastilah suhu udara sedang hangat atau minimal tidak terlalu dingin atau artinya tidak terjadi pada musim dingin. Karena hanya penggembala-penggembala yang nekat saja yang mau menggembalakan ternaknya pada malam hari di saat musim dingin apalagi bersalju.
 Kitab Matius 2:1-2: meriwayatkan bahwa pada saat Yesus lahir orang-orang Majus melihat pertanda yaitu Munculnya bintang Timur. Dari cerita ini juga saya tidak yakin bila Yesus terlahir pada saat musim dingin apalagi saat salju turun karena pada masa-masa tersebut pada malam hari tentunya cuaca sedikit buruk sehingga tidak memungkinkan untuk melihat bintang timur dengan jelas.
X. Lantas kira-kira kapan ya Yesus lahir?Dari fakta sejarah yang bersumber dari uraian AlQuran dan Alkitab, saya lebih cendrung untuk menyebutkan bahwa Yesus lahir pada saat musin panas antara bulan Agustus hingga September, Mengapa?
 Kondisi geografis tanah kelahiran Yesus mengalami beberapa musim diantaranya Musim dingin, musim semi, panas dan gugur.

Dengan gambaran sebagai berikut :
Tanggal =Posisis Matahari =Bumi Bagian Utara =Bumi Bagian Selatan
21 Maret =Tegak diatas katulistiwa =Mulai musim semi =Mulai musim gugur
21Mart-21Juni =Bergeser ke Utara =Masa Musim semi =Masa musim gugur
21 Juni =Tegak23 ½opembalikan LU =Mulai musim panas =Mulai musim dingin
21 Juni-23Sept=Bergeser ke tengah =Masa musim Panas =Masa Musim dingin
23 Sept =Tegak diatas katulistiwa =Mulai musim gugur =Mulai musim semi
22 Desember =Tegak23½opembalikan LS =Mulai musim dingin =Mulai Musim panas
22 Des-21Mart =Bergeser ke selatan =Masa Musim dingin =Masa musim panas

Dan tanah kelahiran Yesus dapat digambarkan lebih sederhananya sebagai berikut :
- Musim Dingin terjadi antara bulan : Desember-Januari dan Pebruari
- Musim semi terjadi antara bulan : Maret, April dan Mei
- Musim Panas terjadi antara bulan : Juni, Juli dan Agustus
- Musim Gugur terjadi antara bulan : September, Oktober dan Nopember.

 Apabila kita mau menggabungkan antara cerita yang diterangkan didalam AlQuran dengan suasana geografis yang ada di sana tentunya kita akan memperoleh sedikit kepastian kapan ya kira-kira Yesus dilahirkan. AlQuran menggambarkan bahwa pada saat Yesus lahir, pohon-pohon kurma yang ada disana pada saat itu tengah berbuah dan buahnya telah matang (AlQuran surah Maryam ayat 23-25)
 Selanjutnya.. dari keadaan geografis disana kita akan dapat memastikan bahwa kalau begitu antara bulan Maret hingga Mei dedaunan yang tadinya gugur mulai bersemi kembali, termasuk pohon kurma.
 Kemudian antara bulan Mei hingga Juni bunga-bunga yang akan menjadi buah kurma diperkirakan mulai kuncup dan mekar.
 Sehingga antara Agustus atau September buah kurma diperkirakan telah matang.
 Pada bulan-bulan tersebutlah Yesus dilahirkan.

XI. Lantas mengapa sih sekarang kok perayaan natal dilaksanakan tanggal 25 Desember? Didalam sejarah yang bersumber dari berbagai literatur memberikan penjelasan bahwa masa sebelum Yesus dilahirkan (SM) masyarakat dunia masih banyak yang belum mengenal tentang Ketauhidan. Paganisme mendominasi dunia, sehingga tidak sedikit yang menganggap bahwa Matahari sebagai tuhan, hal tersebut sangatlah wajar karena secara lahiriah matahari adalah satu-satunya benda yang sangat berpengaruh dalam kehidupan manusia, selain wujudnya yang besar matahari juga dipercaya memberikan ruh kehidupan manusia. Contoh beberapa bangsa yang me-tuhan-kan matahari, Bangsa Persia bertuhankan Mithra (dewa Matahari),Yunani mempertuhankan Helios (dewa matahari), Romawi bertuhan saturalia (dewa Matahari), bangsa Babilonia bertuhan Tamus (dewa Matahari), Mesir bertuhan Osiris (dewa Matahari). Bahkan di kalangan masyarakat Jawa pada masa lampau tidak sedikit juga yang memuja batorosuryo. Singkatnya matahari disebagian besar belahan dunia pada lalu banyak diyakini sebagai wujud penguasa alam raya.

XII. Dalam budaya masyarakat primitif, ada berbagai macam ritual dimana adanya tindakan-tindakan (usaha) manusia dengan mempergunakan kekuatan-kekuatan alam yang didasari atas alam pikiran dengan penuh kepercayaan yang primitif dengan tujuan guna dapat mempengaruhi sehingga alam menerbitkan suasana yang dikehendaki, misalkan dibeberapa tempat di tanah Jawa (Timur dan Tengah). Ketika terjadi gerhana bulan mereka meyakini bahwa bulan tengah dimakan oleh raksasa, sehingga masyarakat yang mempercayai hal tersebut senantiasa memukul apa saja supaya raksasa tersebut melepaskan bulannya.

XIII. Begitu pula disejumlah tempat dibebera belahan dunia yang wilayahnya mengalami 4 musim termasuk musim dingin, ketika cahaya matahari sangat redup. Maka masyarakat menggunakan cahaya-cahaya lampu yang di pasang di berbagai tempat termasuk pepohonan guna memanggil Dewa matahari supaya memancarkan cahayanya kembali. Hal ini juga terjadi dibebrapa tempat yang mengalami musim dingin pada bulan Desember.

XIV. Pada saat penganut dewa Matahari merayakan pesta Sol Invictus (matahari yang tak terkalahkan ). Yang diadakan karena kembali hidupnya dewa matahari. Pada saat Kaisar Aurelionus pada akhir abad ke III mengangkat dewa matahari menjadi dewa istana dan negara gereja mencoba menguasai pesta tersebut dengan menggantikan dengan pesta natal (hari kelahiran Yesus). Hal ini dilakukan sebagai langkah mudah untuk mengajak pengikut-pengikut penyembah matahari kepada ajaran dan doktrin gereja. Pada masa itu juga gereja memproklamirkan pesta sol invictus sebagai hari menyambut kelahiran terang baru atau surya kebenaran seperti yang telah dinubuatkan dalam perjanjian lama kitab Maleakhi 4:2 tentang kedatangan Yesus “Tetapi kamu yang takut akan nama-Ku, bagimu akan terbit surya kebenaran dengan kesembuhan pada sayapnya. Kamu akan keluar dan berjingkrak-jingkrak seperti anak lembu lepas kandang”

XV. Itulah sedikit gambaran tentang natal…. jadi menurut saya natal sejatinya tidak tanggal 25 Desember, tanggal 25 Desember adalah “instrument” pinjaman dari kebudayaan lain.Thanks.ok….


Selengkapnya...

Blog Ahmadiyah Difitnah

Islam Agama Damai

Islam Agama Damai
Pidato tentang Islam Agama damai di hadapan anggota Parlemen Eropa

Pembacaan Al-Quran di Parlemen Eropa

Pembacaan Al-Quran di Parlemen Eropa
Melalui Perjuangan Islam Ahmadiyah, Al-Quran dilantunkan di hadapan Parlemen Eropa

MTA Internasional

MTA Internasional
Televisi Nuansa Islami

Esensi Ajaran Islam

Hazrat Mirza Ghulam Ahmad : "Berbelas-kasihlah kepada sesama hamba-Nya. Janganlah berbuat aniaya terhadap mereka, baik dengan mulutmu atau dengan tanganmu, maupun dengan cara-cara lain. readmore

Warta Ahmadiyah

Apakah Ahmadiyah Itu

snapshot

About Me


chkme

SEO Reports for surga-mu.blogspot.com

Website Perdamaian

 

Copyright © 2009 by Ajaran Islam